Politeknik Pengayoman Indonesia (Poltekpin) merupakan hasil penggabungan dua sekolah kedinasan di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), yaitu Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim). Penggabungan ini bertujuan untuk menyatukan sistem pendidikan kedinasan dalam satu institusi yang lebih terintegrasi dan efisien dalam mencetak sumber daya manusia profesional di bidang pemasyarakatan dan keimigrasian. Landasan hukum awal pendirian pendidikan kedinasan ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor M.08-DL.01-05 Tahun 2000, yang mengatur tentang pedoman pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan pada Akademi Imigrasi. Tiga unsur utama dalam sistem pendidikan tersebut—pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan—masih menjadi pilar utama dalam pembentukan karakter Taruna Poltekpin hingga saat ini.
Dalam sejarahnya, taruna lulusan Poltekim akan memperoleh Brevet Pejabat Imigrasi (PI) dan melanjutkan ke pendidikan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) di Pusat Pendidikan Reserse dan Kriminal Polri, Cisarua, Bogor. Kini, dengan terbentuknya Poltekpin sebagai institusi baru, tradisi keilmuan, pembinaan karakter, dan penugasan profesional dari Poltekip dan Poltekim terus dilanjutkan dalam format pendidikan yang lebih modern dan terintegrasi.
Jurusan Ilmu Pemasyarakatan mencakup program studi (prodi)
- Bimbingan Pemasyarakatan
- Teknik Pemasyarakatan
- Manajemen Pemasyarakatan
Sedangkan Jurusan Imigrasi terdiri dari prodi
- Hukum Keimigrasian
- Administrasi Keimigrasian
- Manajemen Teknologi Keimigrasian.
